Oleh : Ibnu
Muslim
Ikan Koi termasuk ke
dalam golongan ikan carp (karper). Harga Koi sangat ditentukan berdasarkan
bentuk badan dan kualitas tampilan warna. Ikan koi pertama kali dikenal pada
dinasti Chin tahun 265 dan 316 Masehi. Koi dengan keindahan warna dan tingkah
laku seperti yang kita ketahui saat ini, mulai dikembangkan di Jepang 200 tahun
yang lalu di pegunungan Niigata oleh petani Yamakoshi.
Taksonomi koi
adalah sebagai berikut:
Philum :
Chordata
Kelas :
Actinopterygii
Ordo :
Cyprinoformes
Famili :
Cyprinidae
Genus :
Cyprinus
Spesies:
Carpio
Nilai koi
tergantung dari ukuran, bentuk serta keseimbangan pola dan intensitas warna
kulit. Koi terbaik adalah yang memiliki intensitas, keseimbangan dan kejernihan
warna terbaik. Membeli koi kecil sebaiknya dipilih yang memiliki kepala
terbesar, biasanya akan tumbuh menjadi ikan dengan tubuh besar. Bentuk yang
paling baik adalah seperti “torpedo”.
Jenis-Jenis Ikan Koi
Secara umum koi di bedakan menjadi 3:
1. KOI PERAK/SILVER
2. KOI GADING
3. KOI WARNA
Lebih spesifik koi macamnya banyak sekali, karena dari
hasil kawin silang, menghasilkan varietas baru, sedang jenis koi yang umum
dijumpai meliputi :
Tancho
Tancho adalah
sebutan untuk koi yang pada sekujur badannya tak terdapat warna merah, tetapi
pada kepalanya terdapat warna merah. Pada katagori varietas sudah
banyak disebutkan macamnya seperti Tancho-Kohaku, Tancho-Sanke, dan
Tancho-Showa.
Kinginrin
Yang dimaksud dengan Kinginrin tidak lain adalah koi yang
mempunyai tanda-tanda perak di badannya. Beta-gin untuk sebutan koi yang hanya
sebagian besar badannya diselimuti warna perak ini, sedangkan yang keseluruhan.
badannya berwarna perak dinamakan Tama-gin atau Platinum Ginrin.
Kinginrin-Kohaku
adalah Kohaku yang ada unsur warna peraknya. Jika perak ini terdapat pada warna
putihnya dinamakan Ginrin, sedang yang tampak pada warna merah dinamakan
Kinrin. Umumnya warna perak ini tampak pada punggung-nya.
Kinginrin-Sanke
adalah Sanke yang ada peraknya. Dulu warna perak yang tampak ini tidak di-|
sukai, karena akan menyebabkan warna merah dan hitam menjadi pudar. Kini
Ginrin-Sanke dengan warna merah dan hitam yang cerah malahan diter-nakkan.
Kinginrin-Showa adalah Showa yang mem-punyai unsur warna perak, sedangkan
Kinginrin-Bekko adalah Bekko yang mempunyai unsur warna I perak.
Hikarimono-Kinginrin
adalah Hikarimono yang mempunyai unsur warna perak yang relatif masih baru.
Platinum-Ogon dan Yamabuki-Ogon yang ada unsur peraknya merupakan ikan yang
benar-benar menawan.
Hikarimoyo-mono
Hikarimoyo-monp adalah keturunan dari perkawinan Ogon
dengan koi lain (kecuali Utsuri), termasuk juga Hariwake. Yang masuk dalam
daftar Hikarimoyo-mono adalah Hariwake, Yamabuki-Hariwake, Orange-Hariwake,
Hariwake-Matsuba, Hariwake-Doitsu, Kikusui, dan Iain-lain.
Hariwake
adalah koi yang mempunyai pola emas dan perak, dengan kepala jernih.
Yamabuki-Hariwake adalah koi yang mempunyai pola emas murni dan platinum.
Orange-Hariwake mempunyai warna emas-oranye dan platinum, sedangkan yang
polanya seperti jarum cemara dinamakan Hariwake-Matsuba, dan yang keturunan koi
jerman disebut Hariwake-Doitsu. Kikusui adalah sebutan untuk
Yamabuki-Hariwake-Doitsu yang badannya seperti platinum dan mempunyai hiasan
cantik pada sisi badannya. Hyakunenzakura adalah sebutan untuk Kikusui yang
mempunyai hiasan berkilauan pada punggungnya.
Platinum-Kohaku
(Kin-Fuji) adalah keturunan Kohaku dan Ogon. Koi ini mempunyai punggung yang
putih berkilauan seperti platinum. Yamatoni-shiki diberikan untuk menyebut
Hikarimono dari Taisho-Sanke yang berhasil dikembangkan oleh Seikichi Hoshino
pada tahun 1965. Koi ini mempunyai badan yang mirip gumpalan platinum yang
tampak indah sepanjang hari.
Hikarimono
dari Shusui dinamakan Kinsui yang mempunyai warna merah, tetapi Jika tidak ada
merahnya bernama Ginsui. Sho-Chiku-Bai adalah sebutan untuk keturunan Ogon
dengan Ai-goromo yang mempunyai pola berbentuk kerucut berwarna biru.
Kujaku-Ogon adalah koi yang berhasil diter-nakkan oleh Toshio Hirasawa pada
tahun 1960, yang merupakan keturunan dari Goshiki dan Ogon. Yang masih keluarga
koi jerman dinamakan Kujaku-Doitsu. Yang terakhir adalah Tora-Ogon yang
merupakan keturunan dari Ki-Bekko. Koi emas dengan tanda-tanda hitam pada
punggungnya disebut Tora-Ogon.
Ogon
Ogon adalah
koi yang mempunyai badan berwarna emas (golden). Ogon merupakan koi yang
di-temukan oleh Sawati dan anak laki-lakinya pada tahun 1946. Pada awalnya,
mereka menemukan koiyang garis punggungnya berwarna kuning, yang kemudian
dipakainya sebagai induk. la memilih koi yang terbaik, dan setelah empat atau
lima generasi kemudian, didapatnyalah koi berkepala emas, dan “berkepala perak,
serta koi berwarna kuning. Dengan rnengawinkannya bersama betina Shiro-Fuji,
akhir-nya koi bersisik emas dihasilkannya.
Ciri-ciri Ogon adalah sebagai berikut:
- Kepalanya selalu berwarna keemasan cerah.
- Sisiknya dihiasi dengan warna keemasan. Koi yang mempunyai sisik lebar pada
daerah perut-nya, termasuk jenis yang dicari.
- Sirip dadanya hams berkilauan.
- Bentuknya bagus.
- Warna koi yang bagus tidak berubah menjadi gelap, meskipun suhunya naik.
Nezu-Ogon
adalah panggilan untuk koi yang berwarna perak, sedangkan Platinum-Ogon adalah
sebutan untuk koi hasil ternakan Tadao Yoshioka (1963) yang merupakan peranakan
dari Kigof dan Nezu-Ogon. Sesuai namanya, koi ini mempunyai badan yang
berkilauan seperti platinum.
Yamabuki-Ogon
adalah sebutan untuk koi yang mempunyai badan berkilauan seperti emas murni.
Koi ini merupakan hasil perkawinan Kigoi dan Ogon yang dilakukan Masaoka pada
tahun 1957. Orange-Ogon adalah Orange-Hikarimono yang muncul per-tama kali pada
tahun 1956.
Koi yang
mempunyai kepala yang jernih dan sisiknya berkilauan dan warnanya merah disebut
Hi-Ogon. Perkawinan antara Matsuba dengan Ogon menghasilkan Kin-Matsuba.
Kin-Matsuba mempunyai sisik timbul yang sangat terang. Kin-Matsuba yang
mempunyai sisik seperti platinum dinamakan Gin-Matsuba. Platinum-Doitsu adalah
koi Jerman yang mempunyai sisik berkilauan seperti platinum, sedangkan
Orange-Doitsu mempunyai badan ber-warna oranye. Mizuhi-Ogon adalah Orange-Ogon
yang mempunyai sisik hitam berkilauan pada bagi-an punggungnya.
Kawarimono
Yang termasuk dalam daftar Kawarimono ada-lah Karasugoi
(Dark Koi), Kigoi (Yellow Koi), Chagoi (Brown Koi), Midorigoi (Green Koi), dan
Matsuba.
Karasugoi mempunyai
badan yang lebih gelap dibandingkan Magoi (koi hitam). Kigoi adalah koi yang
mempunyai badan berwarna kuning. Beberapa Kigoi mempunyai mata berwarna merah.
Chagoi adalah koi yang berwarna cokelat. Khusus koi yang masih keluarga karper
Jerman, tumbuhnya lebih cepat, dan umumnya berukuran besar.
Matsubagoi
adalah koi yang seluruh sisiknya berwarna cerah. Matsuba yang berwarna merah
gelap disebut Aka-Matsuba. Ki-Matsuba untuk yang kuning, dan yang putih disebut
Shiro-Matsuba. Kin-Matsuba dan Gin Matsuba merupakan sebutan untuk keturunan
Matsuba dan Ogon.
Midorigoi
adalah nama yang diberikan untuk koi Jerman yang mempunyai sisik berwarna hijau
kekuningan. Ikan ini hasil ternakan Tadao Yoshioka yang mengawinkan jantan
Shusui dan Yamabuki-Ogon. Itu terjadi pada tahun 1965.
Koromo
Koromo diberikan bagi keturunan Asagi dengan Kohaku atau
peranakan dari Asagi dengan salah satu Sanshoku. Macam-macam Koromo adalah
Ai-goromo (Blue-Koromo), Sumi-Goromo (Dark-Koro-mo), Budo-Sanshoku,
Koromo-Sanke, Koromo-Showa (Ai-Showa).
Ai-goromo
adalah peranakan Asagi dengan Kohaku. Sisiknya yang berwarna merah mempunyai
lingkaran tepi biru yang membuatnya tampak cantik.
Sumi-goromo
adalah koi yang warna hitamnya seperti yang tampak pada bercak hitam Kohaku.
Pada kepalanya juga terdapat warna hitam ini. Koi yang mempunyai sisik ungu
berbentuk seperti dom-polan buah anggur diberi nama Budo-Sanshoku. Koi ini
benar-benar indah. Koromo-Sanke merupakan peranakan dari perkawinan Ai-goromo
dan Taisho-Sanke. Tanda biru keluar pada bercak merah pada Taisho-Sanke.
Koromo-Showa (Ai-Showa) adalah peranakan dari Ai-goromo dan Showa-Sanshoku.
Tanda biru
keluar dari bercak merah pada Showa-Sanshoku.
Shusui
Tahun 1910
Yoshigori Akiyama mengawinkan Asagi-Sanke dengan karper kaca dari Jerman, dan
menghasilkan Shusui. Shusui adalah koi yang sisik-nya besar-besar dan kulitnya
lembut. Punggungnya berwarna biru gelap dan sangat cantik. Ujung hi-dung, pipi,
perut, dan lipatan siripnya berwarna merah terbakar.
Hana-Shusui
adalah Shusui yang mempunyai tanda merah pada kulitnya yang biru di antara
garis sisik di punggung dan perut. Hi-Shusui adalah Shusui yang warna merahnya
cukup luas hingga menutup daerah punggung. Shusui yang berwarna kuning dengan
daerah punggung berwarna hijau gelap hingga ungu diberi nama Ki-Shusui. Jika
punggungnya mendekati kehitaman dan tidak ada- unsur warna hijau atau ungu,
maka koi tersebut bernama Ki-Matsuba-Doitsu. Pearl Shusui diberikan untuk
Shusui yang mempunyai sisik punggung yang berwarna keperakan.
Asagi
Asagi adalah koi
yang mempunyai badan berwarna biru atau biru cerah dengan pipi, perut, dan
lipatan sirip berwarna merah. Sisik-sisiknya berwarna biru cerah dan membentuk
susunan yang tidak bercacat.
Walaupun Asagi
cenderung mempunyai kepala yang ada nodanya, tapi sebenarnya yang bersih tak
bernoda lebih disukai. Beberapa Asagi tidak punya warna merah pada perutnya.
Warna merah ini konon akan menjalar ke punggung dan menutupi warna biru sejalan
dengan umur Asagi.
Asagi dengan
bintik merah di kepalanya dina-makan Asagi-Menkaburi (Mask Covered). Lipatan
sirip dada yang berwarna merah disebut sirip Shusui. Warna merahnya tidak akan
tampak pada punggung. Kajo-Asagi (Dark blue Shusui) adalah Asagi yang warna
badannya segelap warna badan koi hi-tam. Narumi-Asagi adalah yang mempunyai
pola Narumi, yang menjadi ciri khas dari Asagi. Mizu-Asagi adalah koi yang
mempunyai warna paling cerah di antara Asagi. Asagi-Sanke adalah koi yang
mempunyai warna punggung biru pucat. Kepala dan bagian atas perutnya terdapat
tanda merah, dan bagian bawah perutnya putih susu. Inilah Asagi yang
benar-benar cantik.
Bekko
Bekko masih keluarga Taisho-Sanke. Warna dasarnya
merupakan perpaduan putih, merah, dan kuning. Sementara itu -warna hitam
menjadi peng-hias di antara warna-warna tersebut. Macam-macam Bekko yang ada
misalnya Shiro-Bekko, Aka-Bekko, Ki-Bekko, dan Bekko-Doitsu.
Shiro Bekko
adalah Taisho-Sanke yang tidak punya warna merah. Garis hitam menghiasi
kulitnya yang putih. Koi ini disebut bagus Jika pada kepala-nya tidak terdapat
warna hitam. Seandainya ada, warna hitam tersebut Jangan sampai merusak
keseimbangan warna secara keseluruhan. Warna hitam yang lebar pada punggungnya
sangat diharap-kan, sedang warna putih pada kepalanya tidak boleh kecokelatan.
Pada sirip dada terdapat garis-garis yang cantik, tapi ada beberapa koi yang
tidak mem-punyainya.
Aka-Bekko
adalah koi yang mempunyai tanda hitam pada permukaan tubuhnya yang merah.
Per-bedaannya yang mencolok dibandingkan dengan Aka-Sanke adalah Aka-Bekko
tidak memiliki bagian yang berwarna putih asli, sedangkan Aka-Sanke
mempunyainya. Aka-Sanke (Red tricolor) boleh di-katakan sebagai Bekko yang
mempunyai warna merah, hitam, dan putih (yang biasanya terdapat pada perutnya).
Aka-Bekko yang memiliki warna merah pekat sangat diharapkan, tapi umumnya
sangat jarang.
Ki-Bekko
adalah koi kuning yang mempunyai tanda hitam, sedangkan Bekko-Doitsu adalah
Bekko dari koi asal Jerman.
Utsurimono
Yang termasuk ke dalam Utsurimono adalah Shiro-Utsuri,
Ki-Utsuri, dan Hi-Utsuri. Masing-ma-sing jenis ini mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut.
Shiro-Utsuri
adalah koi yang mempunyai warna putih berbentuk kerucut pada badannya yang
hitam. Pada lipatan sirip dadanya terdapat warna hitam. Shiro-Utsuri sering
disebut juga sebagai Shiro-Utsushi. Shiro-Utsuri untuk pertama kalinya
dihasilkan oleh Kazuo Minemura dari Mushigame di perkampungan Yamakoshi. Warna
putih pada Shiro-Utsuri harus seperti salju, sedang warna hitamnya sebagai
pendukung utama seperti halnya pada Showa-Sanke (Showa-Sanshoku).
Ki-Utsuri
adalah koi yang mempunyai bentuk kerucut berwarna kuning pada badannya yang
hitam. Ki-Utsuri muncul pada awal sejarah koi. Ki-Utsuri sudah ditemukan sejak
awal jaman Meiji. Hanya saja waktu itu namanya Kuro-Ki-Han (ber-tanda hitam
dari kuning). Barulah pada tahun 1920 Eizaburo Hoshino memberinya nama
Ki-Utsuri. Warna hitamnya harus pekat dan bentuk kerucutnya berwarna kuning
dengan pangkal sirip dadanya bergaris-garis.
Hi-Utsuri
adalah koi yang warna kuningnya me-nyerupai warna merah. Warna hitamnya sangat kon-tras dengan warna merah. Koi ini umumnya sangat
memikat banyak orang, karena warnanya mampu menyaingi Kohaku, Showa-Sanke,
ataupun Taisho-Sanke. Badan Hi-Utsuri yang bagus tidak boleh ber-noda. Pada
sirip dadanya terdapat garis-garis. Jenis-nya adalah Utsuri-Doitsu yaitu
Utsurimono yang merupakan keluarga koi Jerman, Kage-Utsuri, Ginshiro, dan
Ogon-Utsuri.
Showa-Sanke
Showa-Sanke
atau Showa-Sanshoku adalah koi yang berwarna hitam dengan hiasan warna putih
dan merah di badannya. Sepintas koi ini mirip dengan Taisho-Sanke. Bedanya
terletak pada warna dasarnya. Taisho berdasar putih, sedangkan Showa berdasar
hitam.
Pada tahun
1927, Jukichi Hoshino mengawin-kan seekor Ki-Utsuri dengan Kohaku dan
menghasil-kan Showa-Sanke. Awalnya warna merah yang menghiasi tubuhnya masih
bercampur dengan cokelat-kekuningan. Selanjutnya, Tomiji Kobayashi berhasil
mengawinkan Yagozaemon-Kohaku dan menghasilkan Showa-Sanke dengan warna merah
yang murni. Jenis ini kemudian menjadi yang ter-baik.
Warna merah di
daerah kepala hams cukup be-sar, merata dan pekat. Tepinya hams tegas (jelas).
Putih hams seperti salju, dan banyaknya sekitar 20% dari seluruh permukaan
tubuhnya, terutama pada kepala, punggung, dan ekor. Pola warna hitam hams
menyerupai bentuk petir atau gunung. Sirip dada hams berwarna hitam tanpa noda
merah.
Boke-Showa
adalah Showa-Sanke yang mempu-nyai sisik yang kabur dan terang, tidak cerah
seperti sisik umumnya. Hi-Showa adalah Showa yang warna merahnya lebih menonjol
menyelimuti punggung-nya dengan hanya sedikit warna putih. Sebaliknya Jika
warna putih lebih menonjol maka namanya ada-lah Kindai-Showa (Modern Showa).
Nama Kin Showa diberikan bagi Showa yang mempunyai warna mengkilat, yaitu yang
merupakan cross breeding antara Showa-Sanke dengan Ogon (gold). Tancho-Showa
merupakan predikat bagi Showa yang tidak mempunyai warna merah pada sekujur
badannya dan hanya sedikit terdapat pada kepalanya. Showa-Sanke yang merupakan
karper kaca Jerman men-dapat julukan Doitsu-Showa.
Showa-Sanke
seringkali mirip dengan Taisho-Sanke. Untuk membedakannya dibutuhkan
keteliti-an. Ada beberapa pegangan untuk membedakannya, yaitu :
- Showa-Sanke mempunyai bintik hitam (sumi) di kepalanya, sedangkan
Taisho-Sanke tidak.
- Warna hitam (sumi) pada Taisho-Sanke hanya memenuhi punggungnya, sedangkan pada
Showa-Sanke warna hitam ini terdapat hingga perutnya.
- Sirip dada Taisho-Sanke berwarna putih atau bergaris-garis, tetapi pada
Showa-Sanke warna hitam terdapat pada lipatannya. Bagi yang benar-benar
profesional, bintik hitam ini pasti-lah akan menjadi perhatian dan kalau perlu
di-tanyakan kepada pedagang, karena dari bintik inilah dua ekor koi benar-benar
menjadi ber-beda kualitasnya.
Taisho Sanke
Taisho-Sanke
adalah koi yang badannya berwarna putih dan-dihiasi dengan warna merah dan
hitam. Pola dasarnya merah pada bagian kepalanya, dan garis lebar hitam pada
bagian dadanya. Taisho-Sanke termasuk varietas yang terkenal, seperti hal-nya
Kohaku.
Tidak jelas
sejak kapan koi dengan tiga warna ini muncul. Namun sejak pertengahan jaman
Meiji, koi dengan tiga warna sudah ditemukan. Pada awal-nya, yang ada baru koi
dengan tiga warna yang se-cara penuh menghiasi sekujur badan koi. Atas jasa
Eizaburo Hoshino dari Takezawa, kini telah dapat menikmati koi yang berbadan
putih dengan hiasan warna hitam dan merah pada sekujur badannya.
Seperti
Kohaku, putihnya Taisho-Sanke harus seputih salju. Warna merah harus seragam
dan pekat. Yang bertepi terang lebih penting. Taisho-Sanke di-sebut bagus Jika
di kepalanya tidak terdapat warna hitam. Koi yang punggungnya terdapat warna
hitam lebar akan lebih bagus dan tampak sangat indah. Tsubo-Sumi adalah koi
yang mempunyai badan putih dengan bercak hitam, sedangkan Kasane-Sumi adalah
koi yang pada warna hitamnya terdapat di atas bercak merah. Yang paling ideal
adalah sirip yang juga mempunyai tiga pola warna.
Aka-Sanke adalah Taisho-Sanke yang warna merahnya membentang dari kepala hingga
ekor. Koi ini memang sangat mengesankan, tetapi kurang ang-gun. Doitsu-Sanke
adalah Taisho-Sanke yang masih merupakan keluarga karper kaca dari Jerman.
Aka-Sanke dari karper kaca ini dikenal dengan Doitsu-Aka-Sanke. Fuji-Sanke
adalah Taisho-Sanke yang mempunyai gumpalan perak pada kepalanya. Tancho-Sanke
adalah koi yang mempunyai warna merah yang lebar pada kepalanya, tapi pada
badan-nya tak terdapat warna merah.
Kohaku
Kohaku adalah varietas koi yang mempunyai badan putih
dengan bercak merah pada badannya. Kohaku boleh dikatakan paling populer di
antara varietas koi. Ini bisa dimaklumi sebab corak warna-nya langsung
mengingatkan orang pada bendera ke-bangsaan Jepang. Dan tidaklah berlebihan
bila Kohaku dianggap sebagai koi yang “pertama dan terakhir”, karena umumnya
pertama kali orang akan memilih Kohaku, lalu berpindah-pindah
varietas,lantas pada akhirnya kembali lagi pada Kohaku.
Untuk mencapai
coraknya yang sekarang, di-butuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan Kohaku.
Dari seekor koi berwarna hitam lahirlah koi berpipi merah lewat suatu mutasi,
yang lantas ngetop dengan nama “Hookazuki”. Pada tahun 1800, dari “Hookazuki”
ini lahirlah seekor koi berwarna putih. Koi berwarna putih ini lantas
dikawin-kan dengan Higoi, lahirlah Haraka, yaitu koi putih dengan bercak-bercak
merah. Haraka sendiri ber-arti berperut merah (Red belly). Kemudian
ber-turut-turut lahirlah Hoo-Aka (berpipi merah), Era-Hi (berinsang merah).
Sejak 1830 muncullah koi dengan sebagian kepala berwarna merah (Zukin-kaburi),
koi berbibir merah (Kuchibeni), dan Sarasa yang mempunyai punggung berwarna
merah dan putih. Pendek kata pada jaman Meiji, Kohaku sudah dikenal luas dan
mulai dikembangkan secara khusus.
Warna putih
pada Kohaku menjadi pusat perhatian untuk menentukan kualitas Kohaku. Warna
putihnya harus bersih seperti warna salju, tidak boleh putih kekuningan, atau
putih kecokelatan. Sedangkan untuk warna merah, yang dikehendaki adalah merah
pekat tetapi cerah (terang). Warna merah ini ada dua, yaitu yang dasarnya ungu
dan cokelat kekuningan. Yang pertama lebih pekat dan tidak mudah luntur, tetapi
tidak halus. Sedangkan yang terakhir lebih halus dan tidak mudah luntur, tetapi
sulit didapatkan.
Banyak ragam
Kohaku. Jenis-jenisnya di antara-nya dibedakan berdasarkan banyaknya bercak
merah pada punggungnya. Ada yang dua, tiga atau empat, tetapi ada juga yang
hanya satu. Inazuma-Kohaku mempunyai warna merah menyerupai ben-tuk kilat di
punggungnya. Gotenzakura adalah Kohaku yang mempunyai bercak merah yang
seim-bang pada sisi kiri dan kanan punggungnya. Doitsu-Kohaku Napoleon adalah
Kohaku Jerman yang mempunyai warna merah seperti topi Napoleon. Fuji Kohaku
adalah Kohaku yang mempunyai gum-palan berwarna perak pada kepalanya. Mereka
tam-pak sangat cantik. Namun kecantikannya akan hi-lang ketika umurnya dua
tahun. Shiromuji adalah koi yang mempunyai badan berwarna putih biasa,
sedangkan keseluruhan badan Akamuji berwarna merah biasa.
Akumuji sering disebut sebagai Higoi. Higoi yang warnanya gelap disebut sebagai
Benigoi atau Hiaka. Higoi dengan sirip putih akrab dipanggil sebagai
Aka-Hajiro. Tancho-Kohaku adalah koi yang keseluruhan badannya berwarna putih
dengan bercak merah pada bagian kepalanya.
Ada beberapa
faktor yang sangat penting yang perlu diperhatikan sebelum kita menekuni usaha
ini, yaitu:
.1.
Penentuan Lokasi Kolam Harus Memperhitungkan Dan Mempertimbangkan Hal-Hal Sbb:
- Harus
ditinjau dari gangguan alam seperti banjir
- Harus ditinjau
dari gangguan pencemaran. Misalnya kualitas air
- Harus
ditinjau dari gangguan predator,misalnya ular,burung pemangsa ikan,kucing dll
- Harus
ditinjau dari gangguan keamanan seperti gangguan dari tangan jahil
- Harus
ditinjau dari segi transportasi, mudah atau tidaknya kendaraan mendekati lokasi
kolam
- Harus
ditinjau dari segipembuangan limbah/kotoran ikan ,air pengurasan
·
Lokasi kolam
harus setrategis,maksudnya jangan terlalu banyak pohon atau apapun yang
menghalangi cahaya matahariyang mengarah ke kolam,sebab kalau terlalu rindang
maka resiko ikan terserang penyakit akan semakin besar.
2.Konstruksi
Kolam.
Mengingat biaya
pembuatan kolam memakan biaya yang cukup besar maka yang perlu adalah:
- Letak pintu masuk air
- Letak pintu keluar air
- Letak kubangan /karasan yang berfungsi untuk memudahkan penangkapan
ikan pada saat pemanenan maupun pada saat pemindahan ikan
- Konstruksi kolam menahan beban
kesamping
- Kemiringan dasar atau lantai kolam
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN KOI
I.
PersiapanKolam
Untuk kolam baru tidak ada hal-hal
special yang perlu diperhatikan,tetapi untuk kolam yang telah terpakai
berkali-kali untuk memelihara ikan, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum dilakukan kegiatan pemijahan;
o Kolam harus dibersihkan dari segala
kotoran, kalau perlu semprotlah dinding kolam dengan cairan formalin yang
dicampur dengan air. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan pada pagi hari.
o Isi kolam dengan ketinggian air
20cm sd 30cm
II.
Air
·
Air yang digunakan dalam proses pembenihan haruslah
air yang kualitasnya bagus, yang sesuai dengan selera ikan. Biasanya air yang
digunakan adalah air dari sumber/air pengeboran. Isi air
dengan kedalaman antara
30 cm (minimum)
s/d 60 cm
(maksimum).
·
Siapkan air,
beri aerasi dan
atau semburan dengan
pompa air dan
diamkan minimal 3 hari tiga
malam (3 X 24 jam), akan
lebih bagus bila tumbuh lumut di dinding kolam.
Siapkan ijuk yang
telah digapit bambu
dan letakan melayang dalam air.
III.
.Penyediaan Media Penempel Telur
Ada beberapa media yang bias digunakan
untuk menempelkan telur, antara lain:
a. Ganggang
b. Enceng gondok
c. Kelambu
d. Ijuk yang digapit dengan bamboo
IV.
Persiapan
Pemilihan dan Karantina Induk
·
Umur
minimal 7-8 bulan dan ukuran minimal 35 cm.
·
Induk
jantan bila dilihat
dengan mata akan
terlihat relatif lebih
panjang dan perutnya tidak
buncit. Sirip depan kasar dan lebih lincah.
·
Induk betina bila dilihat dengan mata
akan terlihat pendek dan buncit
perutnya, gerakan lamban dan
sirip depan halus.
Perut induk betina
bagian bawah bila dipegang cenderung lunak / empuk itu
pertanda induk tersebut siap bertelur.
·
Siapkan
1 ekor induk betina dan 3 - 5 ekor
induk jantan dengan perbandingan
berat 1 : 3.
·
Induk
jantan dan betina dipisah / dikarantina (tanpa dicampur dengan ikan lain).
·
Induk jantan
tidak perlu diberi makan
selama karantina, sedang
induk betina diberi makan seperti
biasa.
1.
Pemijahan/Pencampuran
Induk Jantan & Betina
Setelah
dikarantina selama 3 hari 3 malam (3 X 24
jam) maka induk jantan dan induk
betina dicampur dalam kolam pemijahan yang telah disiapkan. Pencampuran induk tersebut biasanya dilakukan
antara jam 16.00 s/d 18.00 sore hari.
Kolam pemijahan
ditutup dengan jala
agar ikan tidak
lompat keluar kolam
dan dibiarkan sampai besok paginya.
2.
Pengangkatan
Induk dari Kolam
Sekitar jam 05.00 pagi hari, periksa ijuknya. Bila ada
telurnya, segera angkat induk jantan dan
betinanya. Bila belum
ada telurnya, biasanya
dikarenakan induk betinanya
belum siap dipijah. Lakukan ulang
/ diulang prosedur: Persiapan, Pemilihan & Karantina Induk.
3.
Pemeliharaan
dan Penetasan Telur
·
Setelah
induk jantan dan betina diangkat, biarkan saja kolam pemijahan tersebut selama
3 hari 3 malam. Selelah 3 hari 3 malam,
telur akan dinyatakan menetas semua. Setelah menetas, jangan diberi
makan selama 4 hari 4 malam.
·
Air
jangan diganti, tetapi ditambah. Lakukan penambahan air bila air surut, tidak perlu
diberi semburan air / aerasi.
Pemberian pakan
Pemberian pakan
dilakukan setelah induk
diangkat ditambah 7
hari 7 malam, atau setelah 4 hari
4 malam telur dinyatakan menetas semua.
Pakan yang
diberikan adalah cacing sutra. Sering dan tidak berlebihan. Pemberian
pakan idealnya 5 kali
sehari (jam 05.00, jam 09.00,
jam 13.00, jam 17.00 dam jam
21.00).
4.
Pemeliharaan
Burayak
Ø Kedalaman kolam minimal 30 cm dan maksimal 60
cm. Air jangan diganti, tetapi ditambah.
Lakukan penambahan air baru setiap hari
10% s/d 30% dari volume yang ada dan
tambahkan air baru bila air surut, tidak perlu diberi semburan air /
aerasi.
Ø Pemberian pakan harus sering dilakukan, bila
perlu siang & malam. Bila habis di beri lagi (tapi jangan berlebihan). Pakan yang diberikan adalah cacing darah dan
ingat, jangan berlebihan.
5.
Seleksi
Umur (umur 45 hari)
Setelah selama
45 hari burayak
ikan dibari pakan
cacing, dapat diseleksi
dan dapat dipindahkan. Bila
perlu sistem air
bisa menggunakan filter, diberi
aerasi dan semburan air.
Pemberian pakan
dapat diberikan pakan
koi yang mengandung protein
tinggi.
Pada umur 45 hari seleksinya adalah seleksi ukuran.
Disini masuk 2 ukuran :
a. yang besar /
bongsor dicampur yang besar / bongsor
b. yang kecil
dicampur dengan yang kecil.
Yang besar bisa
masuk Seleksi Warna (setelah 45 hari lagi). Sedang yang kecil mengulang masuk
Seleksi Ukuran selanjutnya setelah 45 hari lagi atau dibuang.
6.
Seleksi
Warna, umur 90 hari
Hasil Seleksi Ukuran, pada umur 90 hari mulai dapat
dimasukan ke tahap Seleksi Warna.
Disini terbagi menjadi 2 kelas :
Warna pekat
menjadi pilihan seleksi
yang nantinya setelah
45 hari lagi akan masuk ke Seleksi Pola
Sedangkan warna
tidak pekat menjadi kelas Kropyok.
Biasanya kelas Kropyok ini yang dibuang / dikonsumsi oleh para petani
ikan koi
7.
Seleksi
Pola, umur 120 hari
Hasil dari Seleksi Warna, dapat dilakukan Seleksi Pola
pada umur 120 hari.
Disini masuk 3 kategori kelas :
Ø Pola bagus masuk kelas Super Kualitas
Show.
Ø Pola kurang bagus, ada cacat pola masuk klas
Super.
Ø Pola tidak bagus masuk kelas Super
Pasar.
Referensi: dari berbagai sumber